Sumber : Eramuslim.com
Sebagian orang menganggap
mempelajari ilmu aqidah adalah hal yang tabu dan asing, sebagian acuh
dan mengabaikannya, sebagian lagi malah antipati dengannya padahal ilmu
aqidah adalah paling utama untuk dipelajari. Hal ini dikarenakan aqidah
adalah pokok agama dan landasan semua amal ibadah, tanpa aqidah yang
benar maka amal akan tertolak. Seperti orang yang beramal karena syirik,
atau orang kafir yang walau beramal sebanyak apapun tetap saja sia-sia
disisi Allah Azza wa Jalla karena Allah akan menjadikannya sebagaimana
debu yang beterbangan.
Pengertian Aqidah
Secara etimologi, aqidah berasal dari bahasa arab عقد yang artinya
mengikat. Secara syara’ aqidah adalah mengikat hati dan berpegang teguh
tanpa ada keraguan sama sekali padanya. Sedang aqidah seorang muslim
yang benar dan haq adalah tauhid sebagaimana aqidah para salafu shalih.
Aqidah yang benar adalah Tauhid
Tauhid berasal dari kata احد \ يوحد artinya mengesakan. Secara syara’
tauhid adalah mengesakan Allah dalam peribadatan dan meninggalkan
peribadatan selain kepadaNya (thagut). Thagut adalah segala sesuatu yang
disembah selain Allah ta’ala, seperti patung, pohon, arwah, jin, dsb.
Aqidah yang benar merupakan landasan pokok dalam agama dan merupakan
syarat sah diterima amal seorang muslim, sedang Allah tidak menerima
amal yang mengandung unsur syirik didalamnya.
قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ يُوحَى إِلَيَّ
أَنَّمَا إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ فَمَن كَانَ يَرْجُو لِقَاء رَبِّهِ
فَلْيَعْمَلْ عَمَلاً صَالِحاً وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَداً
Katakanlah, Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang
diwahyukan kepadaku: “Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan
yang Esa”. Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka
hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia
mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya”. (QS Al
Kahfi : 110).
Tauhid hal pertama yang didakwahkan para rasul.
Menyeru kepada tauhid dan pelurusan aqidah adalah hal yang pertama kali didakwahkan oleh semua rasul.
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولاً أَنِ
اعْبُدُواْ اللّهَ وَاجْتَنِبُواْ الطَّاغُوتَ فَمِنْهُم مَّنْ هَدَى
اللّهُ وَمِنْهُم مَّنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلالَةُ فَسِيرُواْ فِي
الأَرْضِ فَانظُرُواْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ
Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat
(untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu”,
maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah
dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya
. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana
kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul). (QS An Nahl : 36)
Bahkan Nabi Muhammad SAW sendiri mendakwahkan tauhid selama 13 tahun
di Makkah sebagai pondasi bangunan islam. Hasilnya adalah para sahabat
yang kokoh iman dan taqwanya kepada Allah ta’ala, yang diabadikan dengan
indah dalam kitabullah sebagai generasi terbaik sepanjang masa, yang
kisah dan hikmah mereka tertulis dengan tinta emas dalam sejarah dan
dapat kita baca dan ambil hikmahnya sampai sekarang.
Maka para da’i dapat mencontoh hal ini, sebagaimana Rasulullah
mendakwahkan tauhid dan meluruskan aqidah para sahabat terlebih dahulu,
setelah itu baru beranjak ke pengajaran lainnya. Jangan mulu fiqh atau
dzikir sedang aqidah tauhid dilupakan.
Kewajiban Mempelajarinya
Kebalikan dari tauhid adalah syirik, perusak amal dan penyebab dosa.
Maka hukumnya fardlu ‘ain bagi setiap orang yang mengaku islam untuk
mempelajarinya dan ilmu ini lebih utama sebelum ilmu lainnya baik itu
fiqih, tafsir, atau sekedar ilmu dunia. Sedang meninggalkannya tanpa
alasan syar’i hukumnya adalah berdosa.
Maka mari kawan… Kuatkan tekadmu dan langkahkan kakimu ke majelis ilmu.
Semarang, 29 Rabi al-Akhir 1435
Muhammad Taufiq
Referensi:
Kitab Tauhid – Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab At Tamimi
Aqidah Tauhid – Syaikh Shalih bin Fawzan bin Abdullah Al Fawzan
No comments:
Post a Comment