Assalamu'alaikum....
Sahabatku..sejenak mari kita bermuhasabah diri...
mengingat seorang perempuan yang sudah merelakan
waktunya untuk kita...
Ibu, bukti nyata
kasih sayang Allah untuk kita…
Sosok yang tak pernah jemu menyayangi dan melayani kita. Pernahkah kita mendoakan ibu di dalam sujud panjang shalat kita
di sepertiga malam terakhir? Jika jawabannya iya.
Anda sungguh beruntung.
Jika jawabannya tidak, mari kita renungi, ibu kita yang keringatnya adalah
kebahagiaan kita, rela bangun di malam hari yang dingin, tak peduli betapa ia
lelah karena pekerjaan rumah yang harus diselesaikan di siang hari, namun dia
memilih bangun dari tidur lelapnya untuk menghadap Allah dengan penuh
pengharapan, dengan sebait doa yang selalu dia minta pada-Nya, doa yang
ditujukan untuk siapa? Untuk kita. Karena tujuannya hanya satu, karena
keinginannya hanya satu, yaitu kebahagiaan kita.
Pernahkah kita melakukan sesuatu dengan tujuan
agar ibu kita bahagia? Jika jawabannya iya.
Anda sungguh beruntung. Jika jawabannya tidak, mari kita renungi, sosok yang
paling tahu apa yang kita rasakan setelah diri kita sendiri adalah ibu kita.
Prinsip seorang ibu adalah, ketika anaknya bahagia, di situlah letak bahagianya
juga. Sungguh mulia hati seorang ibu, dia mengerahkan seluruh kemampuannya hanya
untuk membahagiakan kita, anaknya. Walau dengan hal sepele menurut kita, ibu
rela beberapa kali terkena api kompor yang panas, tersayat mata pisau yang
tajam, terciprat minyak goreng yang panas, hanya demi memasak makanan yang
lezat untuk kita, walau sebenarnya ibu tak menyukai makanan itu sendiri, namun
tak dipedulikannya selama itu dapat membuat kita senang, nyaman, bahagia.
Ah… memangnya sejak kapan ibu memikirkan perasaannya dan kesukaannya…
Karena tujuannya hanya satu, karena keinginannya hanya satu, yaitu kebahagiaan
kita.
Pernahkah kita gelisah setengah mati ketika
ibu kita terbaring sakit? Jika jawabannya iya.
Anda sungguh beruntung. Jika jawabannya tidak, Mari kita renungi, Ibu mempunyai
sisi hati yang dapat menembus hati kita. Karena ibu merasa kita adalah belahan
jiwanya, ketika kita sakit, ibu akan ikut sakit, bahkan terkadang merasa lebih
sakit dari kita.
Ada dua beban yang dialami hati ibu ketika kita terbaring
sakit, kegelisahan serta kekhawatiran yang berlebihan pada kondisi kita, ibu terkadang
lupa kebutuhannya seperti makan dan mandi ketika mengurusi kita yang sedang
sakit, karena di dalam pikirannya hanya ada satu hal, yaitu kesembuhan kita,
anaknya.
Beban hati ibu yang lain adalah pura-pura tegar di depan kita yang
sedang terbaring sakit, ketika itu, ibu ingin sekali meluapkan kesedihannya
karena melihat buah hatinya yang sedang sakit, namun dia simpan rapat kesedihan
serta air matanya, dia menunggu saat-saat sunyinya malam untuk mengadu pada
Allah, mengadukan apa yang dirasakannya, juga tak lupa mendoakan kesembuhan
kita. Karena tujuannya hanya satu, karena keinginannya hanya satu, yaitu
kebahagiaan kita.
Teman, Jika kita seorang anak yang cuek
terhadap ibu kita, maka ubahlah sikap kita. Walau sebenarnya ibu kita
menerima saja apapun sikap kita, namun jangan tunggu sampai semuanya
terlambat. Jangan tunggu sampai kita tak mendengar lagi panggilan
sayangnya untuk kita.
Jangan tunggu sampai kita tak mencicipi lagi masakan-masakannya. Jangan tunggu
sampai kita tak melihat senyumannya di awal pagi kita. Jangan tunggu sampai tak
ada lagi yang mengerti perasaan kita. Jangan tunggu sampai sosok itu pergi
dalam hidup kita. Jangan tunggu malaikat Israil datang mengambil nyawa ibu
kita. Jangan tunggu semua itu!
Berubahlah… Mulailah dengan ungkapan sayang
ataupun permintaan maaf atas kecuekan kita selama ini.
“Ibu, maafin kesalahan ananda selama ini, ananda sayang ibu…”
Dengan mengungkapkan kalimat itu di telinga ibu kita, takkan merendahkan
derajat kita, malah akan membuat ibu kita merasa berarti dan bangga mempunyai
kita, serta Allah akan meridhai setiap langkah kita, insya Allah… aamiiin.
Ayo, tunggu apa lagi…
“Ucapkanlah kalimat itu pada ibu kita sehari 3 kali, atau sehari satu kali,
atau sekali seminggu, atau sekali sebulan, atau sekali setahun, atau bahkan
sekali seumur hidup,
Ucapkanlah.. sebelum kalimat itu tak bisa diucapkan lagi, karena takdir Allah
yang mendahului.”
Dari sahabat abu Hurairah
radiyalhu ‘anhu beliau berkata: Datang seorang pria laki-laki kepada Rasulullah
kemudian dia bertanya: Wahai Rasulullah, siapakah yang paling berhak untuk
kuperlakukan dengan baik?” Beliau bersabda, “Ibumu”, Orang tersebut bertanya
lagi, “kemudian siapa?”. Beliau bersabda, “Ibumu”. Orang tersebut bertanya
lagi, “kemudian siapa?”. Beliau bersabda, “Ibumu”. Orang tersebut bertanya
lagi, “kemudian siapa?”. Beliau bersabda, “Bapakmu” (HR. Bukhari dan
Muslim)
Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam
bersabda, “Orangtua adalah pintu surga yang paling tengah, apabila kau mau maka
sia-siakanlah pintu tersebut atau peliharalah.” (HR. Tirmidzi).
semoga menjadikan
pebelajaran bagi kita semua...
saat ini mungkin kita
baru menjadi seorang anak...
insya Allah kita akan
menjadi seorang ibu atau bapak....
Posted by Wahana
Posted by Wahana
No comments:
Post a Comment