20 September 2013

Ilmu IKhlas (Ust. Asep Saepudin)

Asalamu`alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh..

Saudaraku yang budiman dan baik hati.
Alhamdulillah  segala  puja  dan puji milik ALLAH semata,..Dialah ALLAH yang telah  melimpahkan limpahan nikmatnya, rahmatnya dan karunianya kepada kita semua.  Sehingga  di  pagi yang indah ini, kita semua masih bisa bersungguh sungguh  melangkahkan  kaki kita menggapai cita, cinta dan harapan.  Jangan lupa  untuk  tengok  kiri  dan kanan, yuk,..tebarkan senyuman, kepada semua rekan dan teman, semoga akan menambah keberkahan untuk kita semua..Aamiin
Saudaraku...

Hari  ini saya ingin mengajak jiwa ini untuk rehat sejenak, sekedar melepas belenggu  kehidupan  yang  sering kali terasa berat dan menjadikan perjalan ini  tidak  seindah yang kita harapkan. Iya salah satu hal yang sering kali kita  lupakan  adalah  kesadaran  diri ini untuk ikhlas mengahadapi apa pun yang  terjadi.  Iya  IKHLAS...Ikhlas  disaat  harus  berangkat pagi, Ikhlas disaat   harus  terjebak  macet,  Ikhlas disaat harus lembur walau ARGO nya tidak  secepat  sebelumnya

Ikhlas  disaat  mendapatkan  nilai  bagus  atau  sebaliknya,  Ikhlas disaat diangkat  atau  ditunda pengangkatannya...Ikhlas... Ikhlas... Ikhlas... deh pokok nya... 

Saudaraku...

Ikhlas  gak  ikhlas toh tetap terjadi dan akan kita jalani, kita tidak bisa menyalahkan  orang  lain  disaat  kejadian  yang tidak meng-enakkan menimpa kita, karena sesungguhnya kejadian yang kita alamai saat ini bisa jadi buah dari  sikap  kita  pada  waktu sebelumnya. Disaat kita ikhlas maka semuanya akan  menjadi  indah  bahkan  akan  menjadi  amala shaleh dan menjadi point tersendiri  untuk  kehidupan  kita.  Ikhlas dalam bahasa Arab, dalam bahasa kita berari Jernih atau bening. Disaat kita ikhlas, berati kita menghadapai masalah  apaun dengan kejernihan atau kebeningnya jiwa, pikiran bahkan hati kita...

Saudaraku...

Sahabat  saya  mengatakan  bahwa  pelajaran yang paling sulit selama proses hidupnya  adalah  ikhlas...Ikhlas  menjadi  ilmu tersulit selama perjalanan napas  nya,  Ia  katakan  "  Saya  sulit  ikhlas pada saat cinta saya pergi ditelan  bumi,  saya  sulit  sekali  ikhlas  pada  saat  saya harus menatap punggung  cinta saya pergi meninggalkan saya, saya sulit sekali ikhlas pada saat sahabat-sahabat saya pergi membaha warna hidup saya, saya sulit sekali ikhlas  pada saat apa yang selama ini saya miliki harus menjadi milik orang lain,  saya sulit sekali ikhlas saat saya tidak lagi memiliki apa-apa lagi, saya sulit sekali ikhlas saat jiwa saya harus berada diujung bukit asa yang nyaris  pupus, iya saya sulit sekali ikhlas" 

Saudaraku...

Bukankah  pada  dasarnya  yang  ada hanya ALLAH, maka semuanya adalah milik ALLAH.  Karena  semua  milik  ALLAH,  maka  semua harus dikembalikan kepada ALLAH.  Maka, ikhlas adalah memuarakan semuanya pada ALLAH… Seharusnya kita terima  semua  kehilangan  demi  kehilangan,  kedatangan  demi  kedatangan, kemudian serahkan kembali semua kepada ALLAH... “ya ALLAH saya terima cinta ini  dan  saya  kembalikan kepadaMu… ambillah jika memang saya tidak pantas untuk   memilikinya”,  easy  to  talk

Saudaraku...

Lihatlah  "AIR"  Air itu ikhlas, karena ia menjalankan perintah Allah untuk mengalir dari atas kebawah mengikuti grafitasi, karena tak ada pilihan lain selain taat pada ALLAH. Bukankah ia adalah nol. Ia milik ALLAH bagaimana ia akan  membangkang  pemiliknya  dan seharusnya kita juga begitu…dan tentunya tidak  ada  yang  tiba-tiba  kita  miliki  , Ikhlas juga butuh waktu, butuh kesabaran,  butuh  ruang,  butuh  dorongan jiwa” … 

Saudaraku... 

Bagaimanapun   kehendak   Allah  itu;  bagaimanapun  ketentuan  Allah  itu; bagaimanapun  keputusan  Allah itu; bagaimanapun ketetapan Allah itu, tanpa peduli  dengan  pujian  atau  makian;  dalam  keadaan sendirian pun; sunyi, senyap, saya harus SELALU ikhlas…. Ya ALLAH, ya RABB … berikanlah kami keikhlasan yang hakiki, apapun takdirMu untuk kami, apapun…

Selamat bekerja, Selamat ber-week end-semuanya.
Wassalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh...
** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** **
Asep Saepudin,

No comments:

Post a Comment