14 October 2013

Bunda Hajar dan Ismail ( Ust, Asep Saepudin)


Asalamu`alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh..

Saudaraku yang budiman dan baik hati..

Bersyukur  adalah  satu  ungkapan  yang layak kita lakukan dipagi hari ini.
Alhamdulillah   ALLAH   masih  menitifkan  nafas  kehidupan  kepada  kita..
Yukk..Kita  awali  hari  ini  dengan  senyum yang tulus, berwajah cerah dan
menyapa  orang sekitar dengan hati senang dan bahagia. karena adanya mereka
membuat  hidup  kita  dihari  ini  menjadi  lebih  berarti  dan Insya ALLAH
planning  kita  akan  tercapai,  Amiin.

Saudaraku...
Pada  suatu  hari,  Ibrahim  as  terbangun  dari  tidurnya.  Tiba-tiba  dia
memerintahkan  kepada  istrinya, Siti Hajar, untuk mempersiapkan perjalanan
dengan  membawa  bayinya.  Perempuan  itu  segera  berkemas untuk melakukan
perjalanan  yang  panjang.  Pada  saat itu nabi Ismail masih bayi dan belum
disapih.



Ibrahim as melangkahkan kaki menyusuri bumi yang penuh dengan pepohonan dan
rerumputan,  sampai  akhirnya  tiba di padang sahara. Beliau terus berjalan
hingga  mencapai pegunungan, kemudian masuk ke daerah jazirah Arab. Ibrahim
menuju   ke  sebuah  lembah  yang  tidak  di  tumbuhi  tanaman,  tidak  ada
buah-buahan,  tidak  ada  pepohonan,  tidak ada makanan, tidak ada minuman,
tempat itu menunjukkan tidak ada kehidupan di dalamnya.

Di  tempat  itu  beliau  turun  dari punggung hewan tunggangannya, kemudian
menurunkan  istri  dan  anaknya.  Setelah  itu  tanpa  berkata-kata  beliau
meninggalkan  istri  dan  anaknya  di  sana.  Mereka  berdua hanya dibekali
sekantung  makanan dan sedikit air yang tidak cukup untuk dua hari. Setelah
melihat kiri dan kanan beliau melangkah meninggalkan tempat itu.

Tentu  saja  Siti  hajar  terperangah diperlakukan demikian, dia membuntuti
suaminya  dari  belakang  sambil bertanya,..Ibrahim hendak pergi ke manakah
engkau?..  Apakah  engkau  akan  meninggalkan kami di lembah yang tidak ada
sesuatu  apapun  ini? Ibrahim as tidak menjawab pertanyaan istrinya. Beliau
terus  saja  berjalan,  Siti hajar kembali mengulangi pertanyaannya, tetapi
Ibrahim  as  tetap  membisu. Akhirnya Siti hajar paham bahwa suaminya pergi
bukan  karena  kemauannya  sendiri.

Dia mengerti bahwa ALLAH memerintahkan
suaminya  untuk  pergi.  Maka  kemudian  dia  bertanya,..Apakah  ALLAH yang
memerintahkanmu  untuk  pergi  meninggalkan  kami?  Ibrahim  menjawab, "Iya
benar".  
Kemudian istri yang shalihah dan beriman itu berkata,..Kami tidak
akan   tersia-siakan   selagi   ALLAH  bersama  kami.  Dia-lah  yang  telah
memerintahkan  engkau  pergi.  Kemudian Ibrahim terus berjalan meninggalkan
mereka.

Saudaraku...
Setelah  Ibrahim as meninggalkan istri dan anaknya untuk kembali meneruskan
perjuangannya  berdakwah kepada ALLAH. Siti hajar menyusui Ismail sementara
dia  sendiri  mulai  merasa  kehausan.  Panas  matahari  saat itu menyengat
sehingga terasa begitu mengeringkan tenggorokan. Setelah dua hari, air yang
di  bawah  habis,  air  susunya  pun  kering.  Siti  hajar dan Ismail mulai
kehausan.  Pada  waktu  yang  bersamaan, makanan pun habis, kegelisahan dan
kekhawatiran membayangi Siti hajar.

Ismail  mulai  menangis  karena kehausan. Kemudian sang ibu meninggalkannya
sendirian untuk mencari air. Dengan berlari ? lari kecil dia sampai di kaki
bukit Shafa. Kemudian dia naik ke atas bukit itu. Di taruhnya kedua telapak
tangannya di kening untuk melindungi pandangan matanya dari sinar matahari,
kemudian  dia menengok ke sana kemari, mencari sumur, manusia, kafilah atau
berita. Namun tidak ada sesuatu pun yang tertangkap pandangan matanya. Maka
dia  bergegas  turun  dari  bukit  Shafa dan berlari ? lari kecil sampai di
bukit  Marwa.  

Dia naik ke atas bukit itu, barangkali dari sana dia melihat
seseorang, tetapi tidak ada seorang pun.
Hajar  turun  dari bukit Marwa untuk menengok bayinya. Dia mendapati Ismail
terus  menangis . tampaknya sang bayi benar-benar kehausan. Melihat anaknya
seperti itu, dengan bingung dia kembali ke bukit Shafa dan naik ke atasnya.
Kemudian  dia  ke bukit Marwa dan naik ke atasnya, Siti hajar bolak ? balik
antara  dua  bukit,  Shafa  dan Marwa, sebanyak tujuh kali. 

Dan disaat yang bersamaan  tangisan  Ismail  pun  tidak  terdengar  lagi, Siti Hajar sangat
khawati,  segera  ia  kembali melihat Ismail..Sungguh Kuasa ALLAH. saat itu
keluarlah  ari  dari tanah tepat dibawah telapah kaki Ismail, dengan sangat
senang  dan  beryukur  kepada  ALLAH Siti Hajar  mengumpulkan air tersebut.
sekarang tempat keluar air tersebut dikanel dengan sumur air ZAM ZAM.

Saudaraku...
Ada  rahasia yang ingin saya sampaikan... Iya, kesungguhan Siti hajar dalam
mencari air kehidupan, di keluarkan segala tenaganya bolak balik dari Shafa
dan  Marwa, walaupun bolak balik dari Shafa dan Marwa belum mendapatkan air
dia terus berusaha. Walaupun akhirnya air itu ada di dekat anaknya sendiri. 
 
Ini   memberikan  pelajaran  kepada  kita  untuk  bersungguh-sungguh  dalam
menjemput  rezeki  dengan  mengeluarkan  segala  kemampuan yang kita miliki
karena  Kita  di  perintahkan  bukan Cuma melihat hasil tapi juga usaha dan
tenaga  yang  kita  keluarkan,  Rasulullah SAW sangat mencintai orang-orang
yang bekerja keras.

Diriwayatkan bahwa suatu ketika Rasulullah berjumpa dengan Sa’ad bin Mu’adz
Al-Anshari.  Ketika  itu  Rasulullah  melihat  tangan  Sa’ad  yang melepuh,
kulitnya gosong kehitaman seperti lama terpanggang matahari.
Rasulullah bertanya, ‘Kenapa tanganmu ?’
Sa’ad  menjawab,  ‘  Wahai  Rasulullah,  tanganku  seperti  ini  karena aku
mengolah  tanah  dengan  cangkul  itu  untuk  mencari  nafkah keluarga yang
menjadi  tanggunganku,’ Seketika itu, Rasulullah mengambil tangan Sa’ad dan
menciumnya  seraya  berkata,’Inilah  tangan yang tidak pernah tersentuh api
neraka,’

Saudaraku...
Hikmah  dari  kisah  ini  yaitu  terdapat  tanggung jawab seorang Sa’ad bin
Mu’adz  Al-Anshari  dalam  menafkahi  anak  dan istrinya melalui rizki yang
halal.  Tangan  yang  semata-mata  berada  di  jalan ALLAH SWT dengan penuh
keikhlasan dalam menjalankan Amanah.
‘Sesungguhnya  ALLAH  mencintai  seorang  mukmin  yang  giat  bekerja.’(HR.
Thabrani).

Rasulullah  SAW bersabda, "Tidaklah sekali-kali seseorang itu makan makanan
lebih  baik daripada apa yang dimakannya dari hasil jerih payahnya sendiri.
Dan  Nabi  Daud  AS  itu  makan  dari  hasil  jerih  payahnya sendiri. (HR.
Bukhari).

Bahkan ALLAH SWT berfirman: Apabila  telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah   karunia  ALLAH  dan  ingatlah  ALLAH  banyak-banyak  supaya  kamu
beruntung. (QS. Al-Jumuah: 10)
ayat  ini  memotivasi kita untuk bekerja keras, setelah melaksanakan shalat
karena dengan bekerja kita akan mendapatkan rezeki yang halal.

Saudaraku...
Di  hari  ini  juga izinkan saya untuk mengucapkan " Selamat hari raya idul
Adha  1434H,  dan  jangan  lupa ber-Qurban yah," Kalau kita punya kemampuan
untuk  berkurban tapi tidak berkurban, ALLAH tidak suka kepada kita, bahkan
RASULLAH  SAW,  menyampaikan  "  Bagi siapapun yang mpunya kemampuan tetapi
tidak  berkurban maka janganlah dekat dekat dengan tempat shalat kami," ini
menunjukan Rasulullah SAW tidak suka pada orang yang mampu berqurban tetapi
tidak melakukannya.
So...Kalau  kita masih punya kelebihan uang, baik ditabungan atau dari gaji
bulanan,  mencukupi  seharga  1  ekor  kambing,  maka kita termasuk yang di
perintahkan untuk berkurban.

No comments:

Post a Comment